Begini Cara Preman Tanah Abang Keruk Duit Puluhan Juta

5 Cara Preman Tanah Abang Keruk Duit Puluhan Juta - Terkait perseteruan masalah PKL Tanah Abang antara Wagub DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok vs Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Lulung Abraham Lunggana atau Haji Lulung, polisi langsung merespon dengan menggelar Operasi Cipta Kondisi pada Kamis, (01/08/2013) kemarin. Dalam operasi ini, polisi berhasil menangkap 48 preman di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai juru parkir, tukang peras hingga timer, alias penghitung kendaraan umum yang mangkal di beberapa titik.

Menurut dugaan polisi, preman-preman ini terorganisir dengan baik. Jika benar demikian, tentu ada BOS yang bermain di belakang mereka.

Keberadaan preman Tanah Abang tersebar di beberapa titik, yakni di Tasik, Blok B, Blok G, Masjid At Taqwa dan Stasiun Tanah Abang. Dengan zona yang dimiliki, mereka dengan leluasa meminta jatah kepada setiap orang yang melintas. Konon katanya setengah hari saja para preman ini bisa meraup Rupiah hingga 1 juta lebih.

Nah, yang jadi pertanyaan bagaimana cara preman di Tanah Abang ini bisa mendapatkan uang jutaan Rupiah hanya dalam waktu yang singkat? Berdasarkan berita di merdeka.com, setidaknya ada lima cara para preman di Tanah Abang ini mengeruk duit puluhan juta, dan berikut lima diantaranya:

1. Setengah hari Timer dapat Rp 1 juta

Seperti pada penjelasan diatas, para preman Tanah Abang ada yang berprofesi sebagai timer alias penghitung angkutan umum yang melintas. Setiap sopir yang lewat kena palak.

Cuma bekerja dari pagi sampai siang, para preman ini bisa mendapat penghasilan cukup besar.

"Uang yang dikumpul timer itu dari pagi sampai siang Rp 1 juta," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, Kamis (1/8).

Polisi pun tak tinggal diam dan menangkap para timer ini.

2. Palak pemilik lapak Rp 30 juta per bulan

Para preman di Tanah Abang mendatangi pemilik kios yang punya lokasi strategis. Para pedagang itu pun wajib setor Rp 30 juta per bulan. Selain itu, per harinya para pedagang masih juga dipalak.

"Sebulan itu Rp 30 juta, di tempat yang bakal laku dan banyak pengunjung. Harian Rp 10 ribu-20 ribu. Kalau tidak bayar, dibongkar atau tidak boleh berdagang di situ," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto di Jakarta, Kamis (1/8).

Polisi menduga aksi para preman ini sudah berlangsung lama. Para preman ini pun terorganisir dan ada god father atau tokoh preman kuat di sana. Polisi pun menyelidiki keterlibatan ormas ikut bermain di Tanah Abang.

3. Parkir liar

Para preman menerapkan tarif parkir yang cukup tinggi kepada pengendara. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan harga parkir Rp 2 ribu per jam, namun mereka meminta bayaran hingga Rp 10 ribu.

"Preman-preman itu membuat parkir, seharusnya Rp 2 ribu jadi Rp 10 ribu," ungkap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto di Mapolda Metro, Jakarta, Kamis (1/8).

4. Bikin Jalan Tol

Para preman Tanah Abang membuat jalan di kawasan itu ibarat jalan tol. Siapa yang melintas harus bayar. Kalau tidak bayar, mobil yang melintas pun akan dibaret.

"Orang yang lewat situ ditagihin juga seperti jalan tol, kalau enggak mau dibaret-baret," kata Kombes Rikwanto.

Hal tersebut terungkap saat para preman itu terjaring dalam Operasi Cipta Kondisi gabungan antara Sub Direktorat (Subdit) Kendaraan Bermotor (Ranmor) dan Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya.

Para preman meresahkan tersebut dikumpulkan di Jalan Baru, di depan Hotel Jati, Tanah Abang, Jakarta Barat, untuk dilakukan pendataan dan pemeriksaan. Setelah itu mereka digiring ke Polda Metro Jaya.

5. Jadi jasa pengamanan buat pedagang

Masing-masing preman di Tanah Abang punya wilayah atau teritori masing-masing. Mereka pun kerap meminta uang sebagai imbalan jasa pengamanan.

"Para preman itu seperti jadi sekuriti. Seolah-olah kami keamanan di sini, kami mengamankan kamu," terang Kombes Rikwanto.

Besarnya uang jasa pengamanan itu bervariasi. Mulai Rp 10.000 setiap hari, hingga ada yang kena puluhan juta per bulan. Tergantung besarnya lapak dan ramainya usaha.

Dalam sehari setiap orang bisa mengantongi uang lebih dari Rp 1 juta karena banyaknya motor yang parkir.

NOTE: Tentu aksi-aksi seperti ini harus segera diberantas, bukan hanya di Tanah Abang saja, melainkan di "Tanah Abang" lainnya diseluruh Indonesia karena sangat meresahkan masyarakat.

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.